TERUNTUK KAMU YANG MASIH AKU NANTIKAN.....
Aku tau mungkin
aku hanyalah wanita biasa yang memiliki batas kesabaran untuk menunggu
seseorang pria seperti kamu sampai saat ini.. Masih banyak wanita yang lebih
sabar diluar sana yang mampu menunggu prianya untuk datang mengahampirinya.
Tapi, taukah kamu bahwa menunggu itu adalah pekerjaan yang sulit?
Menunggu dan
bersabar adalah satu paket di dalam kehidupan, selain menunggu aku harus
belajar bersabar. Mau tidak mau aku harus melakukan itu, karena aku belum ingin
melepasmu pergi begitu saja. Aku masih tetap berusaha untuk bisa mendapatkan
tulusnya cintamu.
Aku sadar bahwa
penantian ini akan berujung pada kesedihan, tidak seharusnya aku berharap
terlalu besar pada hubungan yang tidak pernah ada kita didalam setiap kisahnya.
Hanya ada aku dan kamu, not us. Tidak seharusnya aku berharap pada hati yang
tidak pernah sedikitpun memikirkan aku. Hanya luka yang akan aku terima.
Aku ingin bisa
terlepas dari cinta sepihak ini, tapi tahukah kamu untuk merelakanmu pergi membuat
hatiku terasa sesak. Aku memang tidak akan meminta kamu untuk menyambut rasaku,
aku tidak akan memaksa kamu untuk merasakan cinta yang sama seperti aku.
Aku tidak akan
meminta kamu untuk belajar mencintaiku. Aku tidak akan setega itu pada kamu,
karena aku tahu bagaimana sakitnya mencintai seseorang yang tak mencintaimu.
Dan aku tidak mau kamu merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan saat
ini.
Cinta memang
tidak bisa dipaksakan, begitupula dengan melupakanmu. Aku tidak bisa memaksa
perasaan ini untuk pergi ataupun hilang secepat kilat. Jika bisa sudah
kulakukan sejak dulu, sejak aku menyadari ada rasa aneh didalam hati yang
menggebu ketika melihatmu. Tidak akan kubiarkan hatiku sakit seperti ini.
Tapi biarlah
berjalan seperti ini. Aku percaya jika kamu memang jodohku kita pasti akan
bersama. Namun, jika memang kamu bukan jodoh yang diciptakan Tuhan untukku,
akan ku ikhlaskan hatiku untuk merelakanmu...
“dari aku,
wanita yang masih menantimu sampai saat ini”
#Ungkapanisihati
kutipanLine
Komentar
Posting Komentar